Oktober 01, 2011

Catatan Kelam Awal Menginjakan Kaki di UNAIR

Dear blog.. Mungkin berita ini udah lama banget kejadiannya, tapi pengen banget aku curhat ma kamu biar aku ga nanggung sendirian beban ini. Sekarang aku udah kuliah, alhamdulillah udah ga beratin orang tua lagi. Seneng rasanya bisa kuliah tapi ga beratin orang tua, ku ucapkan syukur pada-Mu Ya Allah atas segala nikmat yang telah Engkau berikan padaku. Mungkin itu salahsatu berita baiknya, tapi masih banyak cerita yang ingin ku ceritakan padamu. Hari ini, hari jumat tanggal 3 desember 2010, ku tulis di laptopnya faruk. Sebenarnya sekarang aku lagi kabur dari pengajian di kontrakan, daripada aku malu gara2 ga bisa baca kitab gundul mending aku lari. Mungkin itu pemikiranku yang salah, selalu kabur dari permasalahan, tidak mau menghadapinya.

Awalku ke sini karena aku mendapat beasiswa yang mengharuskan aku untuk matrikulasi di kampus C unair. Dari situlah perjalananku akan dimulai. Selama matrikulasi, aku harus menetap di asrama mahasiswa kampus C unair. Aku sekamar dengan Mohammad Yusuf yang asalnya dari gresik. Hari2ku di asrama ku mulai dengan rasa yang mungkin sama kurasakan saat berada pertama kali di pondok. Ga betah, sepi, berasa ga punya temen, sendiri, dll., tapi lama kelamaan agaknya aku mulai merasa betah di lingkungan baruku selama 2 bulan itu.

Mungkin setelah matrikulasi itu selesai, perjalanan sesungguhnya baru di mulai, yaa, aku harus belajar di farmasi unair. Tantangan baru bagiku, karena ini memang kehidupan baru bagiku. Dimulai dengan acara pengukuhan mahasiswa baru di auditorium kampus C. mungkin ada sekitar 5000 mahasiswa yang sama pakaiannya yang ku kenakan waktu itu, putih-putih. Agaknya aku merupakan salah satu yang beruntung dari mereka karena aku telah diberikan kesempatan untuk dapat melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Kehidupan baruku di farmasi di mulai di ruang kuliah 3.1, pada saat penerimaan mahasiswa baru farmasi unair. Seingatku acara penerimaan mahasiswa baru itu di sambung dengan acara dies natalis fakultas farmasi unair. Setelah itu kami di bagi kelompok yang mengharuskan aku bertemu dalam kelompok yang beranggotakan lukman, faza, hana, ayu, gita, safira, faruk, galuh dan salah satu mahasiswa asing dari malaysia yaitu sa’adah. Perkenalanku di mulai dari kakak wali kelompok 15, yaitu kak rofik, dan berlanjut kepada para teman2 anggota kelompok 15.
Selama masa ospek itu, kami di beri tugas angkatan. Mungkin itu yang bisa membuat aku lebih mengenal mereka dan tentunya mereka mengenal aku. Entah apa yang mereka pikirkan pertama kali tentang aku, tapi aku punya banyak catatan saat pertama kali aku bertemu dengan mereka. Ingin rasanya bisa akrab degan teman2 baruku, tapi aku masih bisa di bilang labil waktu itu. Jujur, aku bukan tipikal orang yang bisa langsung bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Apalagi sekarang aku harus berhadapan dengan orang2 yang dinamis, bisa berubah2, ga tau jalan pemikiran mereka. Mungkin saat itu aku hanya bisa akrab dengan satu-dua orang saja. Bukannya aku tidak ingin lebih mengakrabkan diri, tetapi memang dari sananya sifat ku seperti ini. Selalu menjadi pikiran untukku, apakah memang ini jalan terbaik ku? Bukan masalah apa2, tidak ada sangkut pautnya dengan jurusan ku, tetapi usaha ku untuk survive di dalamnya. Rasa takut pun aku miliki, takut menjalani hidup ke depan yang lebih jauh lagi, apalagi sendiri.

Masa Ospek berakhir dengan intensitas kenalan ku masih bisa di bilang cukup lumayan untuk bisa bertahan diri di unair ini. Aku di tempatkan di kelas A, kelas yang menurutku bagus daripada kelas yang lain. Awal aku masuk ke kelas A, hanya segelintir orang saja yang ku kenal. Aku pun masih takut untuk sekedar berkenalan dengan teman baruku yang nantinya aku akan bersama mereka selama 4 tahun masa kuliah ku di sana. Yang ku tau mungkin faruk, nia, gita yang memang aku sudah kenal di kelompok 15. Tetapi untuk berkenalan dengan teman lainnya, masih ada perasaan yang mengganjal saat menyebutkan identitas ku. Rasa takut, malu, sungkan, dll.. akhirnya hanya faruk saja yang ku kenal, sehingga kemana2 kita selalu bersama (pengakuan terlarang, hahaa). Yang ku lihat hanya segerombolan orang yang bertukar cerita satu sama lainnya, yang ku lakukan hanya melihatnya dari bangku belakang. Iri begitu melihat mereka bersama bisa saling bercanda, sedangkan aku harus puas bercerita kepada diri sendiri, paling bagus juga bercerita ke faruk.

Senang bisa ditempatkan di kelas A, karena komting angkatan 2010 ada di kelas A. Aku beruntung di tempatkan di kelas A. Mungkin proses pembelajaranku masih agak terkagok2 untuk di pembelajaran awalku di awal semester. Yang ku tahu dulu bahwa aku belum begitu dekat dengan mereka2, aku hanya bisa melihat mereka bercanda dengan teman lain di kelas. Semangat diperlukan untuk menggapai sesuatu, tanpa semangat mungkin akan sia-sia harapan kita. Namun, tidak hanya semangat saja yang dibutuhkan tetapi bukti real pekerjaan yang nantinya akan menghantarkan kita kepada sesuatu yang kita inginkan.

Perjalananku tidaklah sendirian, aku bersama 10 temanku bersama-sama mencoba menaklukkan dunia, tepatnya menaklukkan kehidupan di kota surabaya ini. Ulil yang merupakan anak yang kami tetuakan, di bawahnya ada zai, diikuti jambi, baba, syifa’, alan, mas Rochim, mas yusuf, awab, rifki, dan terakhir saya sendiri. Akan ku bahas satu persatu, mulai dari ulil. Mengapa ulil? Karena ulil merupakan anak yang memegang peranan penting dalam kehidupan yang kami bentuk di kontrakan, selain itu juga dia sebagai pemegang kekuasaan terhadap seisi kontrakan. Jika terjadi sesuatu yang tidak beres di dalam sistem yang ada di kontrakan, maka itu semua adalah tanggung jawabnya beserta wakilnya zai. Zai ini orangnya, menurutku tidak suka diperintah. Sukanya memerintah seperti atasan yang selalu mempunyai wewenang untuk bertindak apapun terhadap di bawahnya. Apalagi klo mandi, dia paling ga suka klo di dahului orang. Seingatku itu yang paling membuatku jengkel, kesal, dll.. Jambi, orang yang menurutku punya tampang rupawan dibandingkan teman2ku lainnya. Pantas saja banyak anak yang berbaik2 ria terhadapnya. Salahsatu faktornya adalah tadi itu, lainnya mungkin dari pribadinya yang baik terhadap semua anak di kontrakan. Banyak anak yang sukanya ‘mempermainkan’ dia, pasalnya karena dia berasal dari jambi yang notabene belum mengerti bahasa jawa. Di awal matrikulasi, orang yang menurutku paling susah untuk didekati sekaligus untuk mengenalnya itu adalah dia. Ga beda juga sama anak yang asalnya dari jambi, yang satu ini tetangga deketnya jambi yaitu medan. Nama lengkapnya abdullah yang di ikuti nama marganya yaitu Nasution. Biasanya aku memanggilnya dengan sebutan baba, karena bahasa medan yang pertama dia ajarkan kepadaku yaitu kata ‘babaniondon’ artinya ‘mulut anak ini’. Dia juga suka ‘dipermainkan’ sama anak2 lainnya, biasa nya dia suka mempelajari kosakata suroboyoan. Alan, sebelumnya aku udah pernah kenal ma dia. Karena emang sebelumnya pernah satu sekolah di jombang sana. Anaknya lumayan keras, pokoknya pendiriannya kuat. Temen sekamarnnya yaitu mas Rochim, sosok yang punya semangat tinggi, biasanya ku buat contoh panutan di kontrakan. Rifki punya kegiatan yang super sibuk yang mengharuskan dia bisa ga pulang dalam satu hari. Klo awab, sama aja kayak zai. Males banget ma mereka klo lagi kumat. Syifa’, salah satu temen kamarku. Susah nyebutin huruf ‘R’ itu kelemahannya, tapi dia itu andalannya anak2 klo lagi mau makan. Klo aku sendiri, bisa kalian simpulin sendiri yaa..

Itu tadi sekilas perkenalan temen2 seperjuanganku selama menaklukkan kehidupan yang liar ini. Semoga aja bisa langgeng2 aja, amiin. Walaupun kami berbeda tetapi kami tetap satu. Di sisi lain kami saling menguatkan satu sama lainnya, karena memang kami dari satu keluarga yaitu ‘pondok pesantren’. Berasal dari satu latar belakang yang sama membuat kami saling mengerti satu sama lain. Kuncinya yaitu saling mengerti, seperti dalam banyak hubungan, saling mengerti itu selalu menjadi topik utama. Begitupun kami, walaupun kami minoritas (begitu yang ku anggap), tetapi kami memegang peranan yang cukup penting. Tujuan kami di sini sama yaitu, ingin membuktikan bahwa kami santri juga bisa mengenyam pendidikan yang tinggi, melalui jasa dari kemenag RI. Atas sumbangsihnya kami ucapkan banyak2 terima kasih yang tidak bertepi. Kawan2, sambutlah kami. Mari kita ciptakan generasi muda penerus bangsa yang berakhlakul karimah (orasi tingkat tinggi, hahaa)..

2 comments:

Pemulung Ajah mengatakan...

Nice Info Jangan Lupa Kunjungi Kami http://jasakonsultanskripsisurabaya.blogspot.co.id

Pemulung Ajah mengatakan...

Nice Info Jangan Lupa Kunjungi Blog Saya:
http://jasapembuatanskripsimurahsurabaya.blogspot.co.id/

Posting Komentar

 
;