Untuk mengisi
hari-hari kosong (sebenernya hari-hari menjelang uas), teman-teman dari RJS mengadakan touring ke Malang,
dengan tujuan pantai bajul mati dan goa cina. Mungkin rencana itu tersusun dalam
rangka untuk meresmikan baju RJS
yang dibuat 2 minggu sebelumnya (itu hanya spekulasi saya, hihi). Karena aku
diajak oleh rombongan tersebut, aku mengiyakan untuk ikut. Karena sebenernya
acara tersebut merupakan
gawe untuk anak RJS,
yang merupakan teman-teman
kontrakan berlokasi di Jojoran
STAL 17B, sedangkan aku sudah
tidak menetap di sana lagi.
Berangkat dari Surabaya pukul 3 ba’da ashar, rombongan
kami terdiri dari 10 orang dengan 5 motor. Alan dengan Lukman, Kemas dengan Harfan, aku dengan Zai, Rifki dengan Syifa dan Awab dengan Ulil. Kami menelusuri
jalan menuju Malang dengan saling berkejar-kejaran. Karena kemampuan
berkendaraku yang kurang, aku hanya bisa
di posisi akhir saja, hihi. Titik kumpul pertama di bundaran apolo, saat aku
sampai sudah ada 3 motor, berarti aku di posisi 4, dan ternyata yang dibelakang
masih ada Kemas
dengan Harfan yang dikendarai
oleh Kemas. Jadi, lebih jago
aku daripada Kemas,
haha. Perjalanan dilanjutkan menuju Malang, dalam perjalanan kedua ini aku
digantikan oleh Zai,
haha. Dalam perjalanan menuju Malang, sudah tentu banyak pemandangan di sisi
kanan dan kiri yang berbeda dengan
Surabaya. Aku banyak melihat penampakan gunung dan kios UKM yang banyak
tersebar di pinggir jalan. Selain itu, cuaca dingin juga mulai terasa setelah
meninggalkan Surabaya.
Tujuan pertama
kita yaitu singgah di warung salah satu teman kontrakan kami, yaitu Abdullah.
Dia membuka usaha rumah makan khas medan di Malang dengan nama Apoet, yang merupakan gabung dari namanya
dan pacarnya (itu intinya yang aku tangkep).
Setelahnya, kami menuju rumah om-nya ulil, dimana tempat kita untuk
beristirahat. Akhirnya, perjalanan malam dimulai dengan mencari tempat makan
untuk makan. Di tempat makan yang menyerupai food court di Surabaya tapi
letaknya di pinggir jalan, jadi banyak pilihan menu makanan yang bisa dipilih. Teman-teman
memilih menu ayam panggang, lontong kupang, dan aku memilih nasi goreng, haha. Setelah
selesai makan, kami kembali ke tempat istirahat, karena perjalanan esok menuju
pantai.
Pagi hari di Malang,
pastinya berbeda dengan Surabaya. Di Malang, banyak orang-orang yang olahraga
di pagi hari, sedangkan di Surabaya banyak orang-orang yang masih bergumul di
atas dipannya. Setelah bersiap, kami mengenakan baju RJS yang berwarna merah
dengan di bagian kiri atas terdapat bordiran bertuliskan RJS 17B. kami semua memulai
perjalanan menuju pantai dengan rombongan tambahan Abdullah dan Ahmad (adik Awab). Di tengah perjalanan, sempat kami terpisah
dengan rombongan motor lain, sehingga kami berhenti dan menentukan titik
kumpul. Setelah berkumpul semua, kami memulai perjalanan lagi menggunakan GPS.
Karena aku yang memegang GPS,
maka aku dan Zai
yang memimpin perjalanan. Setelah mencapai perjalanan dengan kontur tanah yang
agak berbatu, ada salah satu rombongan yang mempertanyakan rutenya. Dan setelah
ditelusuri, ternyata rute yang kami lalui ini lewat tempat purbakala dengan
kondisi jalan berbatu, sisi kanan jurang sisi kiri tebing, pepohonan tinggi,
rumah warga yang jarang-jarang dan
perkebunan warga. Jadi, karena kesalahanku menginterpretasikan rute GPS, aku membuat 11 teman
lainnya melewati jalanan yang tidak semestinya. Maafkan aku teman-teman, karena
kurang bijaksana dalam menggunakan teknologi
tinggi ini. Sempat terbersit di pikiran kalo aku mengurungkan niat untuk
melanjutkan perjalanan. Tapi, Zai
selalu mengingatkan bahwa kebanyakan
orang gagal karena mereka tidak tau betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan,
dia juga percaya bahwa orang yang
benar-benar sukses pasti melalui perjalanan yang tidak mudah. Setelah di
ujung perjalanan, kami menemukan pemandangan laut dan gunung ditengah hamparan
perkebunan
dengan warga yang
sedang bercocok
tanam. Sungguh pemandangan yang sangat lengkap. Mungkin aku tidak bisa menemukan pemandangan seperti ini,
kalau aku tidak melewati rute ini. Setelah bersabar dengan rute penuh batu,
kami menenukan jalan beraspal menuju pantai bajul mati.
Bajul mati beach
Akhirnya,
setelah perjalanan yang sangat melelahkan (melelahkan pikiran dan hati,
melelahkan motor juga), kami sampai di pantai
bajul mati. Di pantai ini masih sepi dengan pengunjung. Terdapat beberapa
tempat untuk berteduh dengan bentuk rumah panggung dengan atap dari jerami. Sebelum bermain di pantai, kami menyempatkan sarapan
pada pukul 10, haha. Setelahnya kami menuju bibir pantai untuk sekedar bermain
dengan ombak, menulis kara ‘RJS’ di pasir dan foto-foto. Di pantai ini,
dilarang mandi karena ombaknya yang sangat besar. Aku lebih suka pantai ini,
karena bisa bermain pasir dan ombak yang menuju pantai.
![]() |
Bajul mati dengan ombak yang masih liar |
![]() |
Pondok jerami kecil di tengah pantai |
Setelahnya,
kami melanjutkan perjalanan menuju pantai goa cina.
Goa cina beach
Sama
seperti pantai bajul mati, tapi di pantai ini lebih banyak pengunjung. Di
pantai ini, terdapat goa, mungkin kenapa pantai ini diberi nama goa cina.
Berbeda dengan pantai bajul mati, di sini tidak dilarang untuk mandi, terlihat
banyak fasilitas kamar mandi yang bisa digunakan untuk membersihkan diri
setelah mandi di pantai. Setelah semua temen-teman membersihkan diri, kami
berfoto-foto lagi.
Setelah
selesai, kami kembali menuju Malang dengan rute yang semestinya dilewati.