Desember 29, 2013

Pantai Malang dengan RJS

Untuk mengisi hari-hari kosong (sebenernya hari-hari menjelang uas), teman-teman dari RJS mengadakan touring ke Malang, dengan tujuan pantai bajul mati dan goa cina. Mungkin rencana itu tersusun dalam rangka untuk meresmikan baju RJS yang dibuat 2 minggu sebelumnya (itu hanya spekulasi saya, hihi). Karena aku diajak oleh rombongan tersebut, aku mengiyakan untuk ikut. Karena sebenernya acara tersebut merupakan gawe untuk anak RJS, yang merupakan teman-teman kontrakan berlokasi di Jojoran STAL 17B, sedangkan aku sudah tidak menetap di sana lagi.

Berangkat dari Surabaya pukul 3 bada ashar, rombongan kami terdiri dari 10 orang dengan 5 motor. Alan dengan Lukman, Kemas dengan Harfan, aku dengan Zai, Rifki dengan Syifa dan Awab dengan Ulil. Kami menelusuri jalan menuju Malang dengan saling berkejar-kejaran. Karena kemampuan berkendaraku yang kurang, aku hanya bisa di posisi akhir saja, hihi. Titik kumpul pertama di bundaran apolo, saat aku sampai sudah ada 3 motor, berarti aku di posisi 4, dan ternyata yang dibelakang masih ada Kemas dengan Harfan yang dikendarai oleh Kemas. Jadi, lebih jago aku daripada Kemas, haha. Perjalanan dilanjutkan menuju Malang, dalam perjalanan kedua ini aku digantikan oleh Zai, haha. Dalam perjalanan menuju Malang, sudah tentu banyak pemandangan di sisi kanan dan kiri yang berbeda dengan Surabaya. Aku banyak melihat penampakan gunung dan kios UKM yang banyak tersebar di pinggir jalan. Selain itu, cuaca dingin juga mulai terasa setelah meninggalkan Surabaya.

Tujuan pertama kita yaitu singgah di warung salah satu teman kontrakan kami, yaitu Abdullah. Dia membuka usaha rumah makan khas medan di Malang dengan nama Apoet, yang merupakan gabung dari namanya dan pacarnya (itu intinya yang aku tangkep). Setelahnya, kami menuju rumah om-nya ulil, dimana tempat kita untuk beristirahat. Akhirnya, perjalanan malam dimulai dengan mencari tempat makan untuk makan. Di tempat makan yang menyerupai food court di Surabaya tapi letaknya di pinggir jalan, jadi banyak pilihan menu makanan yang bisa dipilih. Teman-teman memilih menu ayam panggang, lontong kupang, dan aku memilih nasi goreng, haha. Setelah selesai makan, kami kembali ke tempat istirahat, karena perjalanan esok menuju pantai.

Pagi hari di Malang, pastinya berbeda dengan Surabaya. Di Malang, banyak orang-orang yang olahraga di pagi hari, sedangkan di Surabaya banyak orang-orang yang masih bergumul di atas dipannya. Setelah bersiap, kami mengenakan baju RJS yang berwarna merah dengan di bagian kiri atas terdapat bordiran bertuliskan RJS 17B. kami semua memulai perjalanan menuju pantai dengan rombongan tambahan Abdullah dan Ahmad (adik Awab). Di tengah perjalanan, sempat kami terpisah dengan rombongan motor lain, sehingga kami berhenti dan menentukan titik kumpul. Setelah berkumpul semua, kami memulai perjalanan lagi menggunakan GPS. Karena aku yang memegang GPS, maka aku dan Zai yang memimpin perjalanan. Setelah mencapai perjalanan dengan kontur tanah yang agak berbatu, ada salah satu rombongan yang mempertanyakan rutenya. Dan setelah ditelusuri, ternyata rute yang kami lalui ini lewat tempat purbakala dengan kondisi jalan berbatu, sisi kanan jurang sisi kiri tebing, pepohonan tinggi, rumah warga yang jarang-jarang dan perkebunan warga. Jadi, karena kesalahanku menginterpretasikan rute GPS, aku membuat 11 teman lainnya melewati jalanan yang tidak semestinya. Maafkan aku teman-teman, karena kurang bijaksana dalam menggunakan teknologi tinggi ini. Sempat terbersit di pikiran kalo aku mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan. Tapi, Zai selalu mengingatkan bahwa kebanyakan orang gagal karena mereka tidak tau betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan, dia juga percaya bahwa orang yang benar-benar sukses pasti melalui perjalanan yang tidak mudah. Setelah di ujung perjalanan, kami menemukan pemandangan laut dan gunung ditengah hamparan perkebunan dengan warga yang sedang bercocok tanam. Sungguh pemandangan yang sangat lengkap. Mungkin aku tidak bisa menemukan pemandangan seperti ini, kalau aku tidak melewati rute ini. Setelah bersabar dengan rute penuh batu, kami menenukan jalan beraspal menuju pantai bajul mati.

Bajul mati beach

Akhirnya, setelah perjalanan yang sangat melelahkan (melelahkan pikiran dan hati, melelahkan motor juga), kami sampai di pantai bajul mati. Di pantai ini masih sepi dengan pengunjung. Terdapat beberapa tempat untuk berteduh dengan bentuk rumah panggung dengan atap dari jerami. Sebelum bermain di pantai, kami menyempatkan sarapan pada pukul 10, haha. Setelahnya kami menuju bibir pantai untuk sekedar bermain dengan ombak, menulis kara ‘RJS’ di pasir dan foto-foto. Di pantai ini, dilarang mandi karena ombaknya yang sangat besar. Aku lebih suka pantai ini, karena bisa bermain pasir dan ombak yang menuju pantai.

Bajul mati dengan ombak yang masih liar

Pondok jerami kecil di tengah pantai
Setelahnya, kami melanjutkan perjalanan menuju pantai goa cina.

Goa cina beach

Sama seperti pantai bajul mati, tapi di pantai ini lebih banyak pengunjung. Di pantai ini, terdapat goa, mungkin kenapa pantai ini diberi nama goa cina. Berbeda dengan pantai bajul mati, di sini tidak dilarang untuk mandi, terlihat banyak fasilitas kamar mandi yang bisa digunakan untuk membersihkan diri setelah mandi di pantai. Setelah semua temen-teman membersihkan diri, kami berfoto-foto lagi.

Setelah selesai, kami kembali menuju Malang dengan rute yang semestinya dilewati.

0 comments:

Posting Komentar

 
;